Sejak runtuhnya Uni Soviet dan beralihnya Cina ke sistem
ekonomi pasar, para marxis semakin tidak percaya diri. Apalagi Fukuyama
sempat menerbitkan thesis tentang kejayaan Kapitalisme sebagai sistem
akhir yg di dunia ini. Belum cukup sampai disitu, Korea Utara pun
akhirnya menjadi suatu negara feodal yg sangat diktatoris dan Kuba
hanyalah sepenggal cerita sejarah revolusi partisipan yg dikhianati oleh
anaknya Castro. Tetapi apa benar Marxisme sudah tidak relevan lagi?
Saya rasa kita tidak pernah paham benar soal keseluruhan
maksud guru Marx dan Tuan Engels soal Komunisme hanya karena kita
menafsirkan teks mereka setengah-setengah saja. Jadi, sangat wajar jika
kita menghakimi mereka hanya sebagai seorang pemimpi yg kesiangan.
Tetapi Marxisme bukanlah mimpi, ia hanyalah pisau analisa untuk memahami
seluk beluk kekejaman Kapitalisme saja. Sisanya, kita diberi kebebasan
untuk berinterpretasi untuk bagaimana meruntuhkan sistem Kapitalisme
itu. Karena itulah, tidak heran jika kita menemukan antara Lenin,
Bernstein, Mao, dan Guavara berbeda paham soal itu. Mungkin mereka
kurang analisa atau mungkin karena Marx pernah bilang bahwa teorinya
harus disesuaikan dengan kondisi setempat, saya tidak pernah tahu soal
itu.
Apa benar Marxisme sudah diterapkan Uni Soviet dengan baik?
Jika iya, maka wajar kalau kita menilai Marxisme telah
gagal dalam memenuhi impian para kaum tertindas. Tetapi jika tidak,
Marxisme masih relevan untuk dijadikan alat untuk mencapai kondisi tanpa
kelas. Banyak orang yg salah paham soal ini, bagi mereka Marxisme telah
gagal karena Uni Soviet telah runtuh. Tetapi saya berpendapat - dan
mungkin yg lain banyak yg berpendapat sama - bahwa Uni Soviet tidak
menerapkan perpolitikan Marxisme secara benar, malah dikatakan
menyimpang sejak Stalin menafsirkan Sentralisme Demokrasi seenak
hatinya. Karena Uni Soviet adalah cerminan dari perpolitikan Marxisme
pada masa itu, maka wajar jika semua negara yg menggunakan asas Marxisme
menjadi negara yg nasibnya sama dengan Uni Soviet. Terbukti sudah jika
partai vanguard telah disalahgunakan karena nafsu para pemimpinnya.
Dalam Marxisme, kita mengenal sistem penyerahan kekuasaan
ke tangan para pekerja, tetapi Uni Soviet dan kronco-kronconya malah
menyerahkan kekuasaan ke tangan Partai Komunis. Kesalahan penerapan
Marxisme inilah yg menjadikan negara Komunis menjadi negara yg diktator.
Semua pekerja di negara komunis menyebut para pemimpin Partai Komunis
dengan sebutan istimewa. Sebutan ini juga menyalahi aturan Marxisme yg
tidak mengenal sebutan Feodalisme semacam itu. Singkatnya, para pelopor
revolusi telah melupakan cita-cita mereka demi ambisi mereka itu.
Bagaimana dengan persepsi para agamawan?
Akibat doktrin Materialisme Dialektika, Marxisme dituduh
sebagai ilmu yg sangat Atheistik. Kata Lenin, "tidak ada tempat bagi
Idealisme disini!". Tidak cukup sampai disitu, banyak negara komunis yg
memaksakan Atheis pada rakyatnya, misalnya Albania dan Cina. Mungkin
mereka kurang paham jika Marxisme tidaklah menyoalkan adanya Tuhan atau
tidak, Marxisme hanya meragukan keberadaanNya. Berarti para marxis itu
Agnostic dong? Bukan, keraguan Marxisme tidak menghentikan para
penganutnya untuk mencari Tuhan, bahkan banyak yg sudah menemukan
Tuhannya sejak lama.
Toh, banyak marxis yg beragama. Di Indonesia saja, para
tokoh marxisnya adalah orang beragama semua. Marxisme bahkan sejalan
dengan berbagai cita-cita agama, misalnya Islam dan Kristen. Wajar jika
banyak ulama dari kedua agama yg menggunakan Marxisme sebagai alat
juangnya. Bahkan Dalai Lama di Tibet pun berusaha menerapkan Marxisme
disana. Persetan dengan pernyataan Lenin dan Marx soal agama hanya
karena mereka tidak pernah mempelajarinya secara serius. Toh, yg mereka
benci adalah orang- orang beragama yg menggunakan agamanya untuk
kepentingan ekonomi politik. Jadi, jelas sudah bahwa Marxisme tidak
harus dibenci kaum agamawan. Mereka harus memahaminya agar mereka
mengerti.
Usangkah Marxisme itu?
Menurut hemat saya, selama Kapitalisme masih ada dalam
berbagai wujudnya, selama itulah Marxisme relevan menjadi alat juang.
Tetapi, karena Marxisme bukanlah sebuah agama, maka ia perlu disesuaikan
dengan perubahan zaman. Kita jangan menjadikan Lenin sebagi nabi atau
Karl Marx sebagai rasul. Kita juga jangan menjadikan Materialisme
Dialektika sebagai Tuhan! Semuanya adalah pisau analisa yg bisa saja
berubah seiring zaman berubah. Tidak mungkin kita menggunakan cara Lenin
untuk menerapkan Marxisme di suatu negeri secara menyeluruh. Yg
terpenting ialah intisari dari Marxisme itu sendiri.
Jika kita menggunakan filsafat Materialisme Dialektika dan
Historis, mengkritik Kapitalisme, dan memperjuangkan kesejahteraan kaum
buruh, maka kita adalah marxis. Jika kita ikut partai revolusioner yg
bertujuan untuk menumbangkan kekuasaan birokratis dan menyerahkan
kekuasaan ke tangan para pekerja, maka kita adalah marxis. Tidak peduli
apa latar belakang kita - entah seorang Atheis atau agamawan sekalipun -
ia bisa menjadi marxis selama ia mendukung perjuangan Antikapitalisme
dan memakai teori Karl Marx.
Tetapi ingat, Karl Marx bukanlah seorang nabi dan Das
Capital bukanlah sebuah kitab suci. Keduanya hanyalah alat analisa
perjuangan yg patut kita pahami secara menyeluruh. Contoh terbaik adalah
Lenin dan Rossa Luxemburg. Keduanya - menurut saya - adalah tokoh
revolusioner yg benar-benar memahami Marxisme secara menyeluruh. Jika
kita paham Materialisme Dialektika dan Historis, bukan tidak mungkin
kita menjadi ahli debat yg menelanjangi kebusukan kaum borjuis. Tetapi
untuk memahami seorang kontrarevolusioner, kita harus paham teori
ekonomi Marxisme. Jangan seperti yg pernah diceritakan Berkman di Uni
Soviet, bahwa seorang Bolshevik bisa saja menangkap anak-anak karena
mereka menjual sebatang rokok. Jual beli dianggap haram di Uni Soviet
pada zaman itu. Dan jika ingin menciptakan tatanan Kediktatoran
Proletariat, maka pahamilah teori politik Marxisme secara menyeluruh
sehingga kita tidak tergelincir ke arah sistem birokratis yg parah
layaknya Uni Soviet, Korea Utara, dan China.
Jika kiranya Marxisme dipraktikkan secara benar dan
menyeluruh, bukan tidak mungkin tatanan masyarakat Komunis menjadi suatu
kenyataan. Saya kira Tuhan pun mendukung perwujudan kesejahteraan
semacam ini selama ia bermanfaat bagi orang banyak. Jadi, perjuangkan
cita-cita manusia dan terapkan Marxisme secara menyeluruh agar
Kapitalisme bisa runtuh!!
KATAKAN HITAM PADA HITAM!!!
KATAKAN PUTIH PADA PUTIH!!!
KATAKAN PUTIH PADA PUTIH!!!
HIDUP MAHASISWA!!!
HIDUP RAKYAT!!!
HIDUP RAKYAT!!!
BERSATULAH!!!!
BERSATULAH!!!!
BERSATULAH!!!!
BERSATULAH!!!!
BERSATULAH!!!!
Sumber: iqiarzia
0 comments:
Post a Comment