Dalam bertahun baru menurut penanggalan musim atau Solar
Year yang umumnya disebut tahun Masehi, mereka tidak memiliki dasar dan bukti.
Jika penanggalan itu benar-benar cocok dengan pergantian musim yang menjadi
dasar penyusunannya, maka permulaan tahun atau tahun barunya bukanlah
pada 1 Januari' tetapi 23 Desember yaitu tanggal permulaan Surya
tampak bergerak dari Tropic of Capricorn di belahan selatan Bumi ke arah Tropic
of Cancer di belahan utara.
Jika orang melihat Surya condong ke utara atau ke selatan
sewaktu terbit dan terbenamnya, maka itu hanyalah tersebab gerakan zigzag dari
Bumi ketika berkitar mengelilingi Surya. Kejadian yang dilihat ialah sebagai
berikut:
Pada tanggal 21 Maret, Surya tepat berada di atas garis
ekuator sambil bergerak ke arah utara, dan tanggal 21 Juni Surya mencapai titik
23 1/2 derajat dari ekuator, titik pada garis keliling yang dinamakan
dengan Tropic of Cancer. Ketika itu berlaku siang terpanjang di belahan
utara, sebaliknya malam terpanjang di belahan selatan. Dari tanggal 21 Juni Surya
mulai bergerak kembali ke arah ekuator dan tepat berada di atas garis ekuator
pada tanggal 21 September.
Pada tanggal 22 September Surya terus bergerak
dari garis ekuator ke arah selatan dan sampai di garis yang
dinamakan Tropic of Capricornyaitu pada titik 23 1/2 derajat dari ekuator
keliling Bumi. Ketika itu tercatat tanggal 22 Desember waktu mana berlaku siang
terpanjang di belahan selatan dan malam terpanjang di belahan utara.
Selanjutnya Surya bergerak kembali ke arah ekuator Bumi dan sampai pada tanggal
20 Maret untuk pergantian musim selanjutnya.
Penanggalan yang benar adalah penanggalan Lunar Year atau
Qamariah sesuai dengan petunjuk dan keridhaan ALLAH. Tahun Baru di mulai
dari 1 Muharam.
Dalam Alquran, tahun penanggalan yang berhubungan dengan
orbit Bulan keliling Bumi dan orbit Bumi keliling Surya dinamakan
dengan SANAHyang kini disebut tahun Qamariah, sementara yang
berhubungan dengan musim dinamakan dengan ‘AAM yang kini disebut tahun
Syamsiah atau Solar Year
Tahun Qamariah atau Lunar Year yang menjadi dasar
penanggalan Hijriah adalah tahun yang panjang waktunya tidak pernah berkurang.
Ini dapat difahami jika orang sudi memperhatikan sejarah dan keadaannya:
1. Orbit Bumi
keliling Surya bukanlah berupa lingkaran bundar karena lingkaran begini
akan menggambarkan jarak Bumi dari Surya selalu sama sepanjang tahun, padahal
pengukuran dengan sistem parallax menyatakan ada kalanya Bumi sejauh 90 juta
mil dari Surya dan ada kalanya sejarak 94 juta mil. Sekiranya orbit bundar itu
terlaksana maka Bumi akan kekurangan daya layangnya keliling Surya, dan
aktifitas Sunspot di permukaan Surya tetap stabil, bersamaan, padahal perubahan
aktifitas itu selalu ada karena ditimbulkan oleh tarikan Surya pada
planet-planet yang kadang-kadang mendekat dan kadang-kadang menjauh.
2. Orbit Bumi
keliling Surya bukan pula berupa lingkaran elips atau lonjong karena
lingkaran begini akan membentuk dua titik perihelion dan dua titik aphelion
orbit. Jika ini memang berlaku maka susunan Tatasurya akan kacau balau dengan
akibat yang susah diramalkan. Dan dengan pemikiran logis, orbit demikian dapat
dikatakan tidak mungkin terjadi dalam tarik-menariknya Surya dengan Bumi,
karena setiap kali Bumi berada pada titik perihelion orbitnya, dia harus
tertarik untuk membelokkan arah layangnya ke kiri beberapa derajat mendekati
Surya yang dikitari.
3. Orbit
berbentuk lingkaran OVAL adalah satu-satunya yang dilakukan Bumi, memiliki
satu perihelion yaitu titik di mana Bumi paling dekat pada Surya sembari
melayang cepat, dan satu titik aphelion yaitu titik terjauh dari Surya waktu
mana Bumi melayang lambat. Dengan orbit OVAL begini terwujudlah daya layang
berkelanjutan menurut ketentuan ALLAH, begitu pun jarak relatif antara 90 juta
mil, dan aktifitas Sunspots yang berubah sepanjang tahun untuk mewujudkan
perubahan cuaca di muka Bumi.
Keadaan orbit planet demikian dinyatakan ALLAH dengan
istilah SIDRAH pada Ayat 53/14 dan 53/16.
Arti Sidrah yaitu TERATAI, bunga mengambang di atas permukaan
air sementara uratnya terhunjam di tanah. Di waktu pasang naik, teratai itu
ikut naik dan ketika pasang surut dia pun ikut turun. Demikian pula Bumi
bergerak keliling Surya dalam orbit Oval yang kemudian dipakai orang pada roda
dengan sistem piston untuk penambah daya dorong pada mesin bertenaga besar.
Lingkaran oval berbentuk telur di mana ada bujur besar
dengan titik aphelion, dan bujur kecil dengan titik perihelion.
Sewaktu Bumi berada pada titik perihelion ini, tarik-menariknya sangat kuat
dengan Surya hingga ketika itu gelombang laut tampak lebih besar daripada
biasanya, dan mulailah penanggalan Muharram selaku bulan pertama Lunar Year.
Karena keadaan Bumi serius sekali, melayang cepat dan paling dekat dari Surya,
lalu dinyatakan Muharram selaku bulan terlarang yaitu Syahrul Haraam yang
sering pula diartikan dengan “Bulan Mulia.”
Kemudian itu Bumi mulai melayang lambat dan paling lambat
sewaktu berada di titik aphelion yaitu bulan betujuh, maka bulan Rajab itu pun
dinamakan bulan terlarang karena Bumi ketika itu paling jauh dari Surya dalam
keadaan serius. Pada tanggal 27 bulan itu dulunya Muhammad dimi’rajkan ALLAH
dari Bumi ke planet Muntaha.
Setelah itu Bumi mulai pula melayang cepat karena ditarik
oleh Surya hingga mencapai bulan kesebelas dan lebih cepat pada bulan kedua
belas, yaitu bulan Zulkaedah dan Zulhijah, semakin dekat pada Surya, lalu kedua
bulan itu juga dinamakan bulan terlarang karena nyatanya Bumi dalam keadaan
serius. Pada tanggal 29 Zulhijah, Bumi telah menyelesaikan satu orbitnya 345
derajat Surya, yaitu satu tahun Lunar Year.
Itulah sebabnya kenapa Muharram, Rajab, Zulkaedah, dan
Zulhijah dinamakan empat bulan terlarang, pada bulan-bulan itu Bumi
sedang mengalami tarikan kuat dari Surya dan juga mengalami tarikan lemah
hingga manusia Bumi bagaikan diberi peringatan tentang planet yang didiami
terutama mereka yang mengetahui hisaab atau perhitungan nasib diri.
Namun keadaannya mengandung ilmu astronomi yang harus dipelajari setiap diri. Dalam pada itu Rabi’ul Awwal waktu mana Muhammad lahir dan meninggal dunia, begitu pun Ramadhan selaku bulan turunnya Alquran, keduanya tidak dinyatakan bulan terlarang, karenanya teranglah Islam tidak mengandung kultus individu. Alquran tidak memberikan data tentang hari kelahiran Ibrahim dan Muhammad walaupun yang pertama dinyatakan IMAM bagi manusia dan pendiri Ka’bah, dan yang keduanya dinyatakan penyampaian Alquran dan Nabi terakhir.
Namun keadaannya mengandung ilmu astronomi yang harus dipelajari setiap diri. Dalam pada itu Rabi’ul Awwal waktu mana Muhammad lahir dan meninggal dunia, begitu pun Ramadhan selaku bulan turunnya Alquran, keduanya tidak dinyatakan bulan terlarang, karenanya teranglah Islam tidak mengandung kultus individu. Alquran tidak memberikan data tentang hari kelahiran Ibrahim dan Muhammad walaupun yang pertama dinyatakan IMAM bagi manusia dan pendiri Ka’bah, dan yang keduanya dinyatakan penyampaian Alquran dan Nabi terakhir.
Satu kali orbit Bumi keliling Surya bukan 360 derajat tetapi
345 derajat dilaluinya selama 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik. Dalam
satu bulan Qamariah, Bumi bergerak sejauh 28˚ 45’ atau dalam satu hari sejauh
0derajat 58’ 28’’,4.
Perlu dicatat bahwa Bulan mengorbit keliling Bumi sejauh
331˚ 15’, selama 29 hari 12 jam 44,04 menit. Dia bergerak dalam satu hari
sejauh 11˚ 12’. Jadi keliling 360˚ - 331˚ 15’ = 28˚ 45’ kalau dikalikan 12
bulan Qamariah maka satu tahun Islam adalah 354 hari 8 jam 48 menit dan 36
detik atau 345 derajat gerak edar Bumi keliling Surya.
Untuk mengitari Surya 360 derajat keliling, maka Bumi
memakai waktu selama 370 hari. Dalam pada itu satu tahun musim pada abad 20
Masehi dijalani Bumi sejauh 355˚ 12’ selama 365 hari 6 jam. Hal ini dapat
dibuktikan dengan terlambatnya bintang-bintang di angkasa pada waktu tertentu
yang sama setiap tahunnya sejauh 4˚ 48’.
Jadi menurut tahun musim atau Solar Year, maka Bumi bergerak
keliling Surya sejauh 355˚ 12’ yaitu 4˚ 48’ sebelum mencapai titik lingkaran
penuh, hingga 360˚ - 355˚ 12’ = 4˚ 48’ jika dikalikan dengan 75 tahun musim
menjadi 360˚ barulah Bumi berada pada posisi pertama selaku awal tahunnya.
Ketika itu bintang-bintang di angkasa mungkin berada kembali pada posisi
tertentu pada waktu bersamaan dengan 75 tahun yang lampau, karena Bumi sendiri
bukan berada pada titik perihelion orbit semula.
Namun jika dihitung menurut tahun Hijrah atau Lunar Year, ternyata Bumi memulai orbitnya dari titik perihelion pada tanggal 1 Muharram, lalu bergerak 345 derajat keliling Surya yaitu 15˚ sebelum mencapai titik lingkaran 360 penuh. Setelah 24 tahun kemudiannya, Bumi berada kembali pada posisi bermula, yaitu 360˚ - 345˚ sama dengan 15˚ x 24 tahun = 360˚. Waktu itu setiap bintang di angkasa berada kembali pada posisi tertentu bersamaan dengan posisinya pada waktu tertentu 24 tahun yang lampau, dan Bumi juga berada kembali pada titik perihelion orbitnya bermula.
Namun jika dihitung menurut tahun Hijrah atau Lunar Year, ternyata Bumi memulai orbitnya dari titik perihelion pada tanggal 1 Muharram, lalu bergerak 345 derajat keliling Surya yaitu 15˚ sebelum mencapai titik lingkaran 360 penuh. Setelah 24 tahun kemudiannya, Bumi berada kembali pada posisi bermula, yaitu 360˚ - 345˚ sama dengan 15˚ x 24 tahun = 360˚. Waktu itu setiap bintang di angkasa berada kembali pada posisi tertentu bersamaan dengan posisinya pada waktu tertentu 24 tahun yang lampau, dan Bumi juga berada kembali pada titik perihelion orbitnya bermula.
0 comments:
Post a Comment